Pergi dan Bagikanlah

 

~ Pergi dan Bagikanlah ~

Mengacu pada bacaan Injil hari ini, sebelum naik ke surga, Yesus minta para muridNya wartakan “Injil kepada segala makhluk.”
Adapun semangat dasar St. Markus ~penulis Injil ~ dalam tugas perutusanNya yang bisa kita maknai, antara lain:

1. Bersiaga
Lambang ‘singa bersayap’ (Markus) ini menggambarkan BERSIAGA penuh keyakinan yang terus menyala.

Di sinilah kita diajak tetap percaya dan bersemangat menjadikan Kristus sebagai pusat hidup yang memberi kuasa dan senantiasa menyertai kita sampai selama-lamanya.

2. Bersahabat
Markus BERSAHABAT dengan para rasul dalam karya pewartaan Injil meskipun dia bukan termasuk bilangan dua belas Rasul Yesus.

Di sinilah kita belajar kerendahan hati dengan rela menyerahkan segala kekhawatiran kita di hadapan Allah, sehingga kita dapat menolong siapa saja tanpa pamrih.

3. Bermanfaat
Kekayaan pengetahuan St. Markus BERMANFAAT untuk mencatat segala ucapan Petrus kepada orang banyak.

Di sinilah kita belajar teladan misi dari St. Markus sebagai “duta damai”

Saudaraku, marilah jadi ‘pembawa pesan Allah’ yang tergerak, bergerak, berarak dari altar perjamuan ke pasar kehidupan dengan membuka diri dan hati yang bersemangat siaga, hidup yang bersahabat, dengan karya yang bermanfaat bagi kemuliaan Allah.

Salam Kasih dan Damai Sejahtera Kristus bersama Bunda Maria selalu menyertai kita sekeluarga yang siap diutus mewartakan Injil dengan penuh sukacita. Amin.

Sehati dan Sejiwa

 

~ Sehati dan Sejiwa ~

Mengacu pada bacaan Injil hari ini, Roh Kudus menguatkan, menyertai dan mempersatukan tiap orang yang dibaptis dari berbagai suku, bahasa, bangsa dan tanah air. Semua orang berbeda ini jadi ‘sehati dan sejiwa’. Segala milik kepunyaan menjadi milik bersama. Semangat berbela rasa ini patut dihayati para pengikut Kristus yang ‘lahir kembali’.
Adapun makna ‘lahir kembali’ yang terkait erat dengan Paskah Kristus ini bagi kita, antara lain:

1. Mati dan bangkit bersama Kristus
Para pengikut Kristus MATI bersama Kristus dan BANGKIT bersama Kristus.

Di sinilah kita diajak memahami arti ‘mati’ bersama Kristus, yakni mati dari dosa-dosa yang dilakukan setiap saat kehidupan, dalam pikiran, perkataan, perbuatan dan kelalaian, maka kita akan mengalami rahmat penebusan berlimpah dari Kristus yang bangkit.

2. Diarahkan dan dibimbing Roh
Hidup dalam Roh Kudus seperti yang dijanjikan Yesus: ‘Paraclitus’ ~ Sang Penghibur. Roh Kudus bekerja memberi kepenuhan hidup seturut kehendakNya.

Di sinilah kita diajak terus menerus menyadari kehadiran Roh Kudus yang MEMBIMBING dan MENGARAHKAN kita untuk tetap tinggal bersama Dia.

3. Memaknai dan mensyukuri Salib
Tak ada Paskah tanpa Jumat Agung, tak ada kebangkitan tanpa kematian, tak ada kemuliaan tanpa penderitaan: ‘jalan salib’ sebuah ‘via dolorosa’ = ‘jalan dukacita’ yang sekaligus merupakan ‘via spes’ = ‘jalan harapan’ dan ‘via sapientia’ = ‘jalan kebijaksanaan’.

Di sinilah kita diajak memaknai dan mensyukuri kekhasan warisan iman kita yang ilahi sekaligus insani yakni “JALAN SALIB”. Pengalaman ‘salib’ membuat kita semakin dewasa dalam beriman.

Saudaraku, kita dilahirkan kembali karena Roh Allah turut bekerja dalam diri kita masing-masing. Marilah kita terus bekerjasama dengan Roh Allah.

Salam Kasih dan Damai Sejahtera Kristus bersama Bunda Maria selalu menyertai kita sekeluarga yang siap ‘mati dan bangkit’ bersama Kristus. Amin.

Jadilah Saksi Kristus

 

~ Jadilah Saksi Kristus ~

Mengacu pada bacaan Injil hari ini, ‘pertobatan radikal’ dibutuhkan agar kita semakin berani bersaksi tentang Kristus yang bangkit.
Adapun dasar seruan perutusan untuk jadi ‘saksi’ Kristus yang bangkit, antara lain:

1. Percayalah
Yesus berkali-kali menampakkan diri kepada para muridNya supaya mereka dikuatkan dan jadi PERCAYA pada Allah.

Di sinilah kita diajarkan teladan iman yang ditandai oleh kenyataan bahwa kita “hidup karena percaya bukan karena melihat”.

2. Pergilah
Yesus mengutus para muridNya untuk ”PERGI” membereskan diri dan keluar dari kemapanan pribadi.

Di sinilah kita diutus untuk pergi bersama Allah yang akan menyertai kita, tanpa merasa lelah mencari persatuan yang makin mendalam dengan Kristus: Jalan, Kebenaran dan Kehidupan.

3. Partisipasilah
Yesus mengutus para muridNya untuk jadi saksi “kabar baik” bagi orang lain.

Di sinilah kita pun diajak ikut serta BERPARTISIPASI secara aktif membantu karya pastoral di tengah dunia.

Saudaraku, marilah kita wartakan Injil dengan hidup nyata sehari-hari yang penuh kasih dan semangat kebangkitan Kristus.

Salam Kasih dan Damai Sejahtera Kristus bersama Bunda Maria selalu menyertai kita sekeluarga yang berani jadi saksi Kristus yang bangkit. Amin.

Tinggallah bersama kami ya Tuhan!

 

Tinggallah bersama kami ya Tuhan!

Mengacu pada bacaan Injil hari ini, Kristus menumbuhkan iman kedua murid saat mengadakan ‘Ekaristi’
Adapun makna pengalaman iman para murid saat di Emaus bagi kita, antara lain:

1. Pemurnian
Dalam perjalanan dari Yerusalem menuju Emaus, dua orang murid berjumpa dengan Yesus. Perjumpaan ini menjadi sebuah PEMURNIAN IMAN. Mereka merasakan karya-karya besar Allah yang dilakukan Yesus sebagai pengajaran penuh kuasa dan wibawa.

Di sinilah kita juga diajarkan bahwa Kristus mau memurnikan iman kita bahwa dunia diselamatkan oleh Dia yang ‘Tersalib’ bukan oleh mereka yang menyalibkanNya.

2. Pencerahan
Perjalanan kedua murid dari Yerusalem ke Emaus merupakan sebuah PENCERAHAN tentang Kristus. Mereka dicerahkan dan dihadapkan kepada sumber-sumber kepercayaan yang sejati.

Di sinilah kita juga diajak ‘berdialog’ dengan sabda Allah agar dicerahkan juga.

3. Penyembuhan
Di Emaus, barulah kedua murid itu mengalami PENYEMBUHAN yakni mengenali siapa sesungguhnya Yesus, ketika “Ia memecah-mecah roti” (Ekaristi). Mereka akhirnya memohon kepada Yesus untuk tinggal bersama mereka, “Mane Nobiscum Domine!” “Tinggallah bersama kami ya Tuhan!”

Di sinilah kita diyakinkan bahwa Ia ‘menyembuhkan’ cacat cela kita, menaklukkan segala yang jahat karena Ia senantiasa menyertai dan bersatu dalam suka duka hidup kita.

Saudaraku, Kristus mendampingi terus menerus perjuangan kita. Dia selalu memurnikan, mencerahkan dan menyembuhkan. Marilah kita melakukan hal yang sama di dalam hidup ini.

Salam Kasih dan Damai Sejahtera Kristus bersama Bunda Maria selalu menyertai kita sekeluarga yang berani melakukan kehendakNya. Amin.

Paskah yang Nyata

 

Kita berharap semoga Kristus yang bangkit menjadi kekuatan bagi kita untuk terus melangkah maju penuh harapan akan masa depan yang lebih baik.

Perayaan Paskah selalu ditandai dengan lilin Paskah dan pada setiap lilin Paskah selalu ditulis tahun ketika Paskah itu dirayakan. Oleh karena itu, yang tertulis pada lilin Paskah ini adalah tahun 2020. Pesannya jelas yaitu agar perayaan Paskah terus berarti, bermakna dan relevan khususnya pada tahun ketika Paskah itu dirayakan. Sebab dari itu, kita bisa bertanya apa relevansi perayaan Paskah pada masa kita umat manusia pada umumnya dan bangsa Indonesia pada khususnya sedang mengalami pandemi wabah virus Corona 19 ini.
Jawaban atas pertanyaan ini dapat kita berikan kalau kita tahu apa yang menyebabkan merebaknya wabah ini. Ada berbagai pendapat yang berbeda-beda, salah satu pendapat yang menarik disampaikan dengan sangat hati-hati, masuk akal budi kita dan juga akal iman kita. Pendapatnya begini, bisa jadi wabah adalah reaksi natural atas kesalahan manusia secara kolektif terhadap alam. Dalam bahasa iman, antara lain disebabkan oleh dosa ekologis. Yang dimaksudkan kira-kira begini, wabah muncul karena manusia telah merusak tatanan dan harmoni alam. Perusakan alam itu membuat alam tidak seimbang lagi dan ini mempunyai akibat yang sangat luas dan beragam. Misalnya, pemanasan bumi, perubahan iklim, polusi yang mengotori semua elemen alam di darat di laut maupun di udara dan munculnya berbagai macam penyakit baru. Ketidakseimbangan alam ini membuat tubuh manusia tidak seimbang pula, imunitas melemah sehingga manusia menjadi rentan terhadap wabah. Seharusnya alam memiliki caranya sendiri untuk meredam wabah, tetapi ketika nafsu keserakahan dan kesombongan manusia telah merusak alam, wabah tidak terbendung.
Mengenai keserakahan manusia ini, Paus Fransiskus mengatakan, dengan keserakahannya manusia mau menggantikan tempat Allah dan dengan demikian akhirnya membangkitkan pemberontakan alam. Kita semua terlibat di dalam dosa terhadap harmoni alam yang telah diciptakan oleh Allah sebagai semua baik dan amat baik adanya. Itulah yang disebut sekali lagi dosa ekologis. Wabah menurut pendapat ini adalah isyarat alamiah bahwa manusia telah mengingkari jati dirinya sebagai citra Allah, yang bertugas untuk menjaga harmoni alam bukan merusaknya. Wabah menyadarkan bahwa manusia adalah ciptaan yang rapuh yang tidak mungkin bertahan jika alam ciptaan lainnya dihancurkan.

Kita bersyukur karena di tengah-tengah pandemi wabah virus Corona 19 ini, kita menyaksikan kerelaan berkorban solidaritas yang dahsyat dalam berbagai macam bentuknya. Dalam bahasa Iman, tumbuhnya kerelaan berkorban dan tumbuhnya solidaritas adalah Paskah yang nyata. Semoga semua yang baik tidak berhenti ketika nanti wabah ini lewat, tetapi kita juga masih berharap bahkan dituntut untuk merayakan Paskah yang lain yakni Paskah ekologis. Ketika kita dibebaskan dari dosa ekologi, kolektif maupun pribadi. Dibebaskan dari sikap tidak peduli terhadap alam atau bahkan nafsu merusak alam dan dianugerahkan kepada kita kekuatan untuk terus mewujudkan Paskah ekologis itu. Memulihkan alam yang rusak, merawat dan menjaganya sebagai ibu bumi rahim kehidupanb yang sejahtera. Selamat Paskah dan moga-moga Tuhan yang bangkit menguatkan kita dalam niat-niat baik kita.

Marilah kita senantiasa menghidupkan Paskah secara nyata, selama masa pandemi dan selama-lamanya dengan peduli alam sekitar dan tetap bersikap rela berkorban terhadap sesama.

Selamat Paskah 2020, Tuhan selalu memberkati kita dan sehat selalu. (By Sie Komsos)

Keagungan Kasih Tuhan dalam ketidakpastian situasi dan kondisi saat ini

 

Mengambil dari homili Kardinal, diawali dengan pengantar “Inilah Kisah Sengsara Tuhan kita, Yesus Kristus”. Kalau kita teliti menyimaknya, sebetulnya yang kita dengarkan bukan pertama-tama kisah sengsara tetapi kisah Keagungan Kasih Tuhan. Oleh karena itu hari ini tidak disebut Jumat sengsara tetapi Jumat Agung. Di dalam kisah tadi tidak ada peristiwa yang diceritakan Yesus ditangkap seperti seorang pesakitan. Yang diceriterakan adalah Yesus menyerahkan diri. Ketika dihina, ditampar, Dia hanya diam, seolah-olah bertanya kepada kita siapa yang lebih bermartabat, yang melakukan kekerasan atau yang diperlakukan tidak adil? Dan lagi ketika Ia wafat, Ia berkata, “Sudah selesai”. Apa yang selesai? Yang selesai adalah tugas perutusan-Nya, menyatakan bahwa Allah adalah Kasih. Kita selalu ingat akan kata-kata Yesus, “Makananku adalah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya”. Atau Sabda lain, ketika Yesus berkata “Tiada Kasih yang lebih besar daripada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya”. Sambil berharap untuk menerima buah-buah penebusan secara melimpah, marilah kita haturkan doa-doa kita.

Kardinal sungguh mengajak umat-Nya meneladan Tuhan kita, terutama dalam keadaan sekarang untuk bisa lebih mengasihi sesama. Dalam tahun keadilan pun, Kardinal mengajak agar umat mampu bersikap adil bagi sesama sebagai lambang kasih nyata seperti teladan Yesus. Tidak lupa juga kita diajak untuk berdoa sambil berharap pada Allah untuk menebus dosa kita dan memberikan jalan yang terbaik dari situasi ini. (By Sie Komsos).

Peduli dengan Sesama dan Lingkungan Sekitar

 

Terinspirasi dari salah satu relief di Candi Borobudur.

Ada 4 ekor hewan berjalan bersama menuju Kerajaan Allah :
1. Seekor Kera membawa pisang
2. Seekor Berang Berang membawa ikan
3. Seekor Serigala membawa botol berisi susu dan membawa mangkok + sendok.
4. Seekor Kelinci yg tidak membawa apa apa

Ditengah perjalanan mereka bertemu seorang pengembara yang amat sangat keletihan dan kelelahan

Kemudian berkatalah ke 4 ekor hewan tsb kepada si pengembara :
1. Kera berkata Tuan ambillah pisang ku ini karena ku lihat engkau amat sangat keletihan dan kelelahan.
2. Serigala berkata Tuan ambilah susu ku inu utk mengurangi dahaga Tuan hingga nanti ke tempat tujuan mu.
3. Berang berang berkata Tuan ambilah ikan ku ini sbg penguat kamu berjalan.
4. Si Kelinci yang tidak membawa apa apa berkata: “Tuan inilah tubuh ku, Ku serahkan Tubuh ku kepada Engkau. Makanlah Tubuh ku Tuan, sebab Engkau membutuhkan tenaga.

Pesan moral :
Si Pengembara adalah kita….
Kita yang kelelahan dan keletihan yang amat sangat :
– Letih karena menerima ketidak adilan.
– Letih karena banyak nya kejahatan di sekitar kita.
– Letih karena menunggu berakhir nya wabah Covid 19 yang belum jelas kapan akan berakhir.
– Letih karena selalu dipersalahkan dan diinjak injak.
– dll

Ternyata disaat kita keletihan dan kelelahan, masih ada orang orang yang peduli kepada kita,
saling membantu, saling berbagi, saling mendengarkan.

Pesan tersirat Kardinal sangat jelas untuk kondisi saat ini, seperti kata Yesus ;
“Marilah kita yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberikan kelegaan kepadamu”.

Marilah kita berbagi, kita berbela rasa, kita saling mengasihi untuk tidak saling bermusuhan satu dengan lain nya dan bagaimana kah cara nya ?
Ikutilah anjuran dari Pemerintah: untuk selalu jaga jarak menjaga kebersihan tubuh dan jiwa.
Semoga dengan mengikuti anjuran pemerintah, pakailah masker dan alat pelindung tubuh secukupnya jika bepergian, jangan serakah, ingatlah dan peduli lah dengan sesama.

Itulah Paskah Tuhan bagi kamu di tahun 2020 ini.

Tuhan menyertai kita.

Amin…

💓💖🙏🏻🙏🏻

(By Sie. Komsos)

Ketika daun-daun Ilahi-Mu Melambai di Relung Hatiku

 

🌿🌿🌿🌿🌿🌿🌿
KETIKA DAUN-DAUN ILAHI-MU MELAMBAI DI RELUNG HATIKU

” Ketika kumenangis meratap moment indah perarakan di Minggu Palma sambil melambai-lambaikan daun di tanganku, Engkau mendatangi jiwaku dan berbisik, ” Anak-Ku, jangan bersedih karena tahun ini Akulah yang melambaikan daun-daun pohon surgawi di dalam relung hati dan jiwamu .”

Hari Minggu Palma 2020 ini akan menjadi Moment yang tak terlupakan oleh hampir seluruh umat Katolik sedunia; Bagaimana mungkin bisa terlupakan bila kebiasaan untuk mengikuti pemberkatan daun-daun dan berarak sambil melambaikannya diiringi lagu ” Hosana Putera Daud, Terpujilah yang datang atas nama Tuhan ,” tak terdengar lagi. Ya, virus corona telah membuat masing-masing keluarga bahkan setiap orang berarak ke kedalaman hati dan jiwanya, tempat Tuhan bersemayan dan bertahkta.

Hari ini, di seluruh dunia, umat Katolik pasti bersatu dalam rasa yang sama, yakni sedih bercampur kecewa karena lagu atau bacaan kisah sengsara Yesus pun tidak berkumandang lagi, pun Komuni Kudus tidak diterimakan oleh jiwa-jiwa yang merindukan kehadiran-Nya.

Tapi saudaraku, bila hari ini Anda duduk bersama sebagai satu keluarga dan berdoa, entahkah menonton siaran langsung Misa lewat facebook atau youtube, atau ketika satu keluarga berbagi peran untuk memimpin ibadat sabda di dalam keluarga masing-masing, maka sesungguhnya kalian akan merasakan sebuah pengalaman yang luar biasa, karena mungkin bagi banyak orang, inilah moment terindah tak terlupakan dalam hidup karena berkat Tuhan turun ke dalam rumahmu seperti yang dialami oleh Zakheus dulu. Ketika keluarga berkumpul dan berdoa bersama maka kalian akan merasakan pengalaman yang luar biasa karena untuk pertama kalinya ” bapa keluarga/suami menjalankan perannya sebagai imam keluarga; Memimpin anggota keluarga dalam doa bersama .”

Karena itu, janganlah bersedih ketika daun-daunmu tidak dilambaikan menyambut-Nya, karena sesungguhnya hari ini Yesus sendiri mengunjungi rumahmu seperti Ia mengunjungi rumah Maria, Marta dan Lazarus, Ia datang ke dalam keluargamu masing-masing seperti Ia pernah mendatangi dan duduk bercerita dengan perempuan Samaria di Sumur Yakob, bahkan Ia akan masuk ke kedalaman jiwamu seperti Hosti Kudus yang Anda terima setiap kali Misa, dan berbisik , ” Anak-Ku, Jangan bersedih, karena tidak lama lagi Aku akan mati disalibkan untukmu agar engkau hidup dan selamat .”

Pagi ini Kuyakinkan engkau bahwa ketika daun-daun pohon duniawi tidak bisa melambai bahkan jatuh berguguran sehingga tidak bisa menyambut-Nya, maka Yesus sendirilah yang membawa daun-daun pohon surgawi dan melambaikan di ke dalaman hati dan jiwamu.

Inilah yang terjadi bahwa selama ini Ia menantimu di gereja tapi mungkin kadang dan bahkan engkau tidak datang kepada-Nya, maka saat ini Dia sendirilah yang mendatangi rumah, keluarga bahkan jiwamu masing-masing.

Akhirnya kumohonkan berkat Allah untukmu; Bapa, Putra dan Roh Kudus. Amin
🙏🙏🌿🌿🌿🙏🙏

Minggu Palma, Kenapa Simbolnya Daun Palem?

 

🌿Minggu Palma, Kenapa Simbolnya Daun Palem?

Minggu Palma merupakan peringatan dalam liturgi gereja Kristen yang jatuh pada hari Minggu, sebelum Paskah. Perayaan ini merujuk kepada peristiwa yang dicatata empat Injil. Markus 11:1-11, Matius 21:1-11, Lukas 19:28-44 dan Yohanes 12:12-19. Perayaan ini mengenang peristiwa masuknya Yesus ke kota Yerusalem sebelum Dia disalibkan.

Minggu Palma ini juga disebut dengan pembuka pekan suci. Pasalnya, masuknya Yesus Kristus ke kota suci Yerusalem terjadi sebelum Yesus mati dan bangkit dari kematian. Dalam liturgi Minggu Palem, seluruh umat dibagikan daun palem. Tak hanya itu saja, ruang gereja pun dipenuhi daun palem.

Mungkin, banyak orang yang belum tahu kenapa Minggu Palma dipenuhi dengan daun palem. Para umat pun kerap berfoto sambil memegang daun tersebut. Ternyata, dilansir dari media lokal, daun palem ini menjadi simbol Minggu Palma. Karena, daun palem memiliki makna kemenagan.

Lebih lanjut, pada Minggu Palma, daun tersebut digunakan untuk menyatakan kemenangan martir atas kematian. Daun palem yang berwarna hijau juga memiliki makna tersendiri. Hijau adalah warna dari tumbuh-tumbuhan dan musim semi. Media tersebut menulis, musim semi di atas musim salju. Hal ini melambangkan kehidupan di atas kematian. Hijau yang merupakan campuran antara warna kuning dan biru itu juga melambangkan amal dan registrasi dari pekerjaan jiwa yang baik.

Selamat merayakan Minggu Palma.
Tuhan memberkati kita semua 🙏

Bersyukurlah kepada Tuhan!

 

~ Bersyukurlah kepada Tuhan! ~

Mengacu pada bacaan Injil hari ini, Kristus hadir serta mengalir, mengasihi dan memberikan nyawaNya sebagai tebusan bagi banyak orang.
Adapun teladan Kristus ini mengajak kita untuk merenungkan dua hal yang mendasar dalam hidup kita sebagai orang beriman, antara lain:

1. Panggilan
PANGGILAN untuk ‘menyembuhkan’ sesama ini menuntut kerendahan hati untuk tetap mengampuni meski disakiti, tetap mengasihi sekalipun tidak dihargai, karena kita melihat sesama diciptakan seturut rupa Allah sebagai berharga di hadapanNya.

Di sinilah kita menyadari panggilan untuk saling mencintai sesama yang tidak sempurna, secara sempurna.

2. Pertobatan
PERTOBATAN dengan terus berupaya menemukan wajah Allah di setiap warna kehidupan, karena memang kecenderungan dalam diri setiap orang untuk berbuat dosa itu tetap ada, namun “Bencilah dosa, tetapi cintailah pendosa.”

Di sinilah kita diajak mengampuni, melayani, dan mengasihi lebih sungguh dengan hati penuh cinta, membawa cahaya iman bagi hidupnya, sehingga mereka mengalami belaskasih Allah melalui hidup dan karya kita sebagai rasul Kristus yang sejati.

Saudaraku, semoga perwujudan ‘panggilan’ dan ‘pertobatan’ kita ini tetap dipenuhi oleh sukacita iman, karena kita diperkenankan ikut ambil bagian jadi teladan cintakasih bagi sesama.

Salam Kasih dan Damai Sejahtera Kristus bersama Bunda Maria selalu menyertai kita sekeluarga yang setia menjawab panggilanNya. Amin.

Hamba segala hamba Allah

 

~ Hamba segala hamba Allah ~

Mengacu pada bacaan Injil hari ini, Kristus menawarkan jalan iman yakni ‘belajar melayani dengan jadi seperti anak-anak’ sebagai seorang hamba.
Adapun semangat dasar hamba yang siap melayani, antara lain:

1. Keterbukaan hati
Semangat KETERBUKAAN HATI adalah tanda kepasrahan, menaruh seluruh harapan pada Kristus.

Di sinilah kita diajak memiliki hati terbuka pada rencana dan sapaan Allah, berani mengalami perjumpaan dengan Allah lewat sesama, serta selalu siap dibentuk dan dirombak oleh Allah sendiri.

2. Kerendahan hati
Semangat melayani dengan RENDAH HATI akan membawa kita bersatu dan mengalami kekudusanNya, sehingga memudahkan kita lebih peka dalam memahami karya Allah.

Di sinilah kita diajak menanggalkan iri dan tinggi hati tetapi mengenakan semangat rendah hati, bersahaja dan miskin di hadapan Allah.

3. Ketulusan hati
Semangat melayani dengan TULUS HATI maksudnya penuh dedikasi, pengabdian dan tanggung-jawab.

Di sinilah kita diajak terus berjuang jadi sehati, sejiwa, searah dan terarah kepadaNya dalam seluruh perkataan, pikiran dan perbuatan kita setiap hari dalam pelayanan terhadap sesama seperti kita sedang melayani Allah.

Saudaraku, marilah kita berjuang jadi ‘hamba’ dari para hamba Allah yang siap melayani baik di dalam keluarga, Gereja maupun di tengah masyarakat.

Salam Kasih dan Damai Sejahtera Kristus bersama Bunda Maria selalu menyertai kita sekeluarga yang siap melayani sesama sebagai seorang hamba Allah. Amin.

Cinta kasih kegembalaan

 

~ Cinta kasih kegembalaan ~

Mengacu pada bacaan Injil hari ini, Kristus memberikan ‘kuasa’ kepada St. Petrus yang menjadi alasan adanya Gereja, yakni: persekutuan umat beriman.
Adapun semangat dasar yang bisa kita petik dan maknai dari ‘cinta kasih kegembalaan’ ini, antara lain:

1. Bersukacita dan bersyukur
Yesus mengajak Petrus berubah:
* dari Simon (pendengar)
~ jadi Petrus (batu karang)
* dari penjala ikan
~ jadi penjala manusia
* dari nelayan
~ jadi pelayan
* dari hamba
~ jadi sahabat
* dari murid
~ jadi guru
* dari orang yang penakut dan
mudah menyangkal Yesus
~ jadi orang yang berani dan
rajin bersaksi tentang Yesus
* dari karyanya hanya
di sekitar danau Galilea
~ jadi karyanya bagi segala dan
seluruh penjuru dunia

Di sinilah kita menyadari bahwa setiap hari adalah panggilan bagi kita untuk berubah dan berkembang lebih baik, karena inilah yang seharusnya membuat kita BERSUKACITA dan BERSYUKUR dalam karya

2. Berdoa dan bertobat
Ketika Yesus ditangkap, Petrus ketakutan dengan menyangkal Yesus tiga kali. Tapi, syukur Petrus BERDOA dan BERTOBAT.

Di sinilah kita diharapkan mau belajar seperti Petrus: mau berdoa dan bertobat.

3. Berbelarasa dan berkarya
Petrus pergi dari Israel menuju kota Roma, sebagai pusat seluruh Kerajaan Romawi. Di sanalah, Petrus berkarya: mewartakan Injil sekaligus mempertobatkan banyak orang.

Di sinilah kita belajar BERBELARASA dan BERKARYA seperti Petrus dalam pelayanan, yakni memberikan cinta sekaligus perhatian sehingga kehangatan cinta dan dukungan ini bisa meningkatkan kualitas pelayanan kita.

Saudaraku, marilah kita mensyukuri dan mendoakan para gembala kita: Sri Paus, para Uskup, para Imam dan para Diakon, atas perutusannya melayani umat dan semua bangsa manusia dengan kehangatan kasih yang mempersatukan dan menghadirkan kemuliaan Allah bagi semua orang.

Salam Kasih dan Damai Sejahtera Kristus bersama Bunda Maria selalu menyertai kita sekeluarga yang rela melayani dengan kasihNya. Amin.

Salib Kristus

 

~ Salib Kristus ~

Mengacu pada bacaan Injil hari ini, Kristus mengajak kita memikirkan apa yang dipikirkan Allah.
Adapun jalan pemikiran Allah yang menuju kebahagiaan ini, antara lain:

1. Menyangkal diri
Allah harus jadi yang utama yakni melakukan kehendakNya, dan bukan kepentingan, kesenangan diri sendiri.

Di sinilah kita diajak ‘berani’ dan ‘rela berkorban’ demi lebih besarnya kemuliaan Allah dengan melepaskan keinginan pemenuhan kepuasan diri sendiri.

2. Memikul salib
Yesus tidak hanya menubuatkan penderitaan-Nya sendiri, tetapi juga salib yang harus ditanggung oleh para pengikut-Nya.

Di sinilah Yesus mempersiapkan kita menanggung konsekuensi jadi muridNya ketika mempertahankan iman dan ketaatan kepadaNya.

3. MengikutiNya
Mengikuti Yesus berarti kita ‘jadi pengikutNya’, dan ‘menjadi makin serupa denganNya’.

Di sinilah kita diajak mengikuti cara dan jalan yang ditempuh-Nya, pergi dan tinggal bersama-Nya.

Saudaraku, mengasihi Allah dalam diri Yesus Kristus dengan segenap hati, totalitas dan terus berupaya tumbuh dalam iman agar kita makin mampu menyangkal diri, memikul salib dan mengikutiNya setiap hari.

Salam Kasih dan Damai Sejahtera Kristus bersama Bunda Maria selalu menyertai kita sekeluarga yang berani setia mengikuti Kristus yang tersalib namun bangkit dengan jaya. Amin.

Pertobatan

 

– Pertobatan –

Mengacu pada bacaan Injil hari ini, Kristus kecewa terhadap orang-orang Farisi sebab mereka tak memiliki niat tulus, tetapi mau mencobai Dia, yakni dengan meminta ‘tanda’ dari sorga. Sebenarnya yang menjadi masalah bukan kurangnya ‘tanda’, melainkan keangkuhan diri orang-orang Farisi karena ketertutupan hati dan budi mereka.
Adapun tiga sikap tobat yang tepat agar kita tak ingin ‘mencobai’ Yesus seperti orang-orang Farisi, antara lain:

1. Bersyukur
Orang-orang Farisi selalu menolak dan menyangsikan Yesus padahal mereka telah mendengar dan melihat berbagai ‘tanda’ yang dibuat Yesus: pengajaran, kesembuhan, pengusiran setan dan kebangkitan orang mati.

Di sinilah kita diajak untuk selalu BERSYUKUR karena ‘tanda’ itu sudah diberikan oleh Yesus sendiri mulai dari baptisan sampai di kayu salib, sehingga tak perlu lagi sibuk menjadi ‘pencari tanda’, tetapi justru menjadi ‘penanda’ akan kehadiran Allah lewat karya, kata, dan doa kita pada sesama.

2. Bersadar diri
Yesus sendiri hadir sebagai ‘tanda’ kehadiran Allah yang penuh kuasa.

Di sinilah kita diajak selalu BERSADAR DIRI dan rendah hati karena sungguh meyakini adanya campur tangan ilahi dalam hidup sehari-hari dan hanya Allah yang menjadi andalan kita.

3. Berserah diri
Yesus tahu betul kalau orang-orang Farisi tidak mempunyai niat yang tulus karena hati, mata dan telinga mereka tertutup oleh kesombongan dan cinta diri yang berlebihan.

Di sinilah kita diajak untuk BERSERAH DIRI kepada Allah, artinya membiarkan Allah menguasai kita, dan menjadikan kehendakNya sebagai kehendak kita.

Saudaraku, marilah kita mohon rahmat iman agar hati, mata dan telinga kita makin terbuka dan bersemangat jadi ‘tanda’ kehadiran Kristus bagi sesama.

Salam Kasih dan Damai Sejahtera Kristus bersama Bunda Maria selalu menyertai kita sekeluarga yang berani menjadi ‘tanda’ kasih Allah. Amin.

Kasih Tiada Batas

 

Bacaan: Markus 12:30-31 “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu. Dan hukum yang kedua ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Tidak ada hukum lain yang lebih utama dari pada kedua hukum ini.”

Renungan:
Hari Valentine merupakan momen di mana masing-masing orang berusaha mengungkapkan kasih serta perhatiannya kepada orang yang ia kasihi.

Sebagai pengikut Yesus, bagaimana sikap kita yang sepatutnya untuk merayakan Valentine?

Pertama, kasih. Kasih adalah ciri khas Allah yang utama yang juga harus menjadi ciri khas seorang pengikut Yesus. Tanpa kasih seseorang belumlah dapat dikatakan mengenal Allah. Oleh karena itu seharusnya setiap hari dijadikan hari kasih sayang yang penuh kasih kepada Tuhan, sesama dan diri sendiri.

Kedua, mengasihi bukan hanya kepada orang yang baik, tetapi juga kepada musuh kita. Mengasihi orang yang mengasihi kita adalah hal yang biasa dan dapat dilakukan oleh semua orang, termasuk orang jahat dan mereka yang tidak mengenal Allah. Tetapi seorang pengikut Yesus mempunyai kelebihan, yaitu : kita harus mengasihi orang yang berbuat jahat kepada kita.

Ketiga, mengasihi bukan hanya dengan perkataan, tetapi juga dengan perbuatan. Jika orang banyak merayakan hari Valentine dengan mengirimkan kartu atau bingkisan kepada orang yang dikasihinya, maka pengikut Yesus harus mewujudkan kasih dalam bentuk yang lebih nyata yaitu berupa pelayanan, pertolongan atau perbuatan yang dapat menjadi berkat bagi sesama yang berkekurangan. Keempat, mengasihi bukan sekali-sekali, tetapi setiap hari.

Perintah untuk mengasihi di dalam Alkitab sering disebutkan sebagai perintah baru. Ini berarti bahwa hal mengasihi tidak cukup hanya yang sudah kita lakukan pada hari-hari yang lampau, tetapi harus selalu merupakan hal yang baru yang kita lakukan setiap hari.

Marilah kita wujudkan kasih kita yang lebih dalam lagi baik kepada sesama dan terlebih kepada Tuhan sebagai wujud pertobatan kita di masa pra Paskah ini, sehingga melalui kehadiran kita nama Tuhan semakin dimuliakan. Tuhan memberkati.

Doa: Tuhan Yesus, taruhlah Roh cinta-Mu masuk lebih dalam lagi di hatiku agar aku dapat menjadi martir cinta kasih-Mu bagi sesamaku dan bagi diri-Mu sendiri. Amin….. (By Sie Komsos)

Maksud yang tulus/murni

 

~ Maksud yang tulus/murni ~

Mengacu pada bacaan Injil hari ini, Kristus menegur sikap orang Yahudi dan ahli Taurat, karena menyamakan ajaran tradisi nenek moyang dengan ajaranNya; sehingga mereka tidak menangkap esensi atau prinsip dasar ajaran Kristus yang penuh kasih.
Adapun sikap yang ditegur Yesus, antara lain:

1. Ketidaktulusan
Mereka PURA-PURA menyembahNya sebatas di bibir saja, karena hatinya tidak mengakui dan mengasihi Allah.

Di sinilah kita diajak mendekatkan diri sepenuh hati hanya pada Allah.

2. Kemunafikan
Mereka dari LUAR TAMPAKNYA BENAR, padahal justru mereka mengabaikan kewajiban dasar dari hukum Allah: ‘Cinta kasih.’

Di sinilah kita diajak melaksanakan ajaranNya untuk melahirkan kebaikan bagi sesama dalam hidup sehari-hari.

Saudaraku, marilah kita berupaya terus untuk membina sikap hati yang ‘evaluatif, reflektif dan instrospektif’ agar melahirkan kebaikan-kebaikan dan ketulusan hati dalam berpikir, berkata dan bertindak.

Salam Kasih dan Damai Sejahtera Kristus bersama Bunda Maria selalu menyertai kita sekeluarga yang berani bersikap tulus. Amin.

Belas kasihan

 

~ Belas kasihan ~

Mengacu pada bacaan Injil hari ini, belas kasihan merupakan ciri khas Allah dan PutraNya Yesus.
Adapun tindakan belas kasih Allah yang dapat kita maknai, antara lain:

1. Reflektif
Yesus selalu mengajak para murid-Nya meluangkan waktu untuk berdoa, mengadakan REFLEKSI setelah sibuk dengan karya, agar tak hanyut dalam afeksi, emosi, dan ambisi.

Di sinilah kita diajak untuk masuk ke ruang hati, perjumpaan pribadi dengan Allah dalam keheningan untuk menggapai kedalaman ilahi agar kita tetap punya “pamor dan greget”.

2. Transformatif
Yesus dan para murid meski dalam kondisi lelah, lapar dan haus, hatiNya tetap tergerak oleh belas kasihan.

Di sinilah kita diajak untuk selalu berani BERTRANSFORMASI atau berubah haluan dari “ego-sentris” ke “kristus-sentris”, yakni menjadi pribadi yang beriman sekaligus berbelarasa.

3. Integratif
Doa tak terpisah dari karya, inilah hidup dan iman yang utuh, penuh dan menyeluruh: ber-INTEGRITAS.

Di sinilah kita diajarkan bahwa doa jadi kekuatan karya sekaligus karya jadi buah-buah dari doa kita.

Saudaraku, para murid merasakan belas kasih Yesus yang selalu hadir menyertai secara aktif dalam hidup dan karya mereka. Kita pun dipanggil Allah untuk selalu hidup dan tinggal bersamaNya, maka berkatNya akan turun atas kita. Karenanya kita perlu berdoa, karena doa adalah jalan yang indah untuk tinggal bersama Allah.

Salam Kasih dan Damai Sejahtera Kristus bersama Bunda Maria selalu menyertai kita sekeluarga yang berani berusaha untuk tinggal bersamaNya. Amin.

Nabi

 

~ Nabi ~

Inilah ‘salah satu’ dari tiga tugas dasar panggilan kita sebagai orang beriman, yakni sebagai:
¤ imam (menguduskan),
¤ nabi (mewartakan) dan
¤ raja (memimpin).

Mengacu pada bacaan Injil hari ini, Kristus sebagai seorang ‘nabi’ ternyata tak selalu diterima dengan baik di tempat asal-Nya.
Adapun tiga sikap Yesus sebagai seorang nabi yang dapat kita maknai, antara lain:

1. Bersaksi
Yesus BERSAKSI tentang Kerajaan Allah selain dengan kata-kata, juga dengan tindakan cinta yang nyata.

Di sinilah kita diajarkan untuk terus bersaksi dengan perbuatan baik kepada setiap orang tanpa pilih-pilih dan tanpa pamrih, meskipun kadang-kadang tidak mendapat tanggapan baik dari orang sekitar.

2. Bersabar
Yesus tetap terus BERSABAR terhadap sikap kecewa dan penolakan, karena orang-orang hanya memandangNya dari sisi manusiawi; meski ketika Yesus mengajar, Dia sedang tampil sebagai Mesias dan membuat mereka takjub.

Di sinilah kita diajak mengenal-Nya lebih dalam, akrab dan bersahabat dengan Kristus lewat Kitab Suci dan doa.

3. Beriman
Yesus terus melakukan kebaikan meskipun mengalami penolakan, karena semua perbuatan seperti: menyembuhkan orang yang sakit dan membebaskan orang yang kerasukan setan, didasari imanNya yang mendalam pada Bapa.

Di sinilah kita diajarkan bagaimana terus-menerus belajar lebih BERIMAN. Kita bisa saja sangat kecewa namun sesungguhnya Allah tak pernah mengecewakan kita.

Saudaraku, marilah kita terus belajar kepada Kristus dan jangan mudah takut dalam perutusan sebagai ‘nabi’.

Salam Kasih dan Damai Sejahtera Kristus bersama Bunda Maria selalu menyertai kita sekeluarga yang berani tekun-setia dalam tugas perutusan dan pewartaan sebagai nabi. Amin.

Pujilah Allah

 

~ Pujilah Allah ~

Mengacu pada bacaan Injil hari ini, mengingatkan akan arah kehidupan kita sebagai orang beriman.
Adapun tokoh iman dalam kisah ‘Yesus dipersembahkan di Kenisah’ yang menginspirasi kita, antara lain:

1. Yusuf dan Maria
YUSUF dan MARIA memiliki tugas dan tanggung jawab mempersembahkan Yesus kepada Allah, seturut adat istiadat Yahudi.

Di sinilah kita diajak ‘bercermin’ pada sikap iman Yusuf dan Maria, dalam hal mempersembahkan anak kita kepada Allah.

2. Simeon
SIMEON adalah orang yang “benar/tulus”, patuh pada perintah Allah dan benar di hadapanNya, baik dalam hati maupun tindakan.

Di sinilah kita diajarkan nilai-nilai kesetiaan, kesabaran dan kerinduan iman karena ingin memandang wajah Kristus dan hidup selamanya di hadapanNya.

3. Hana
HANA adalah seorang nabi perempuan yang mengabdikan dan menyerahkan diri sepenuhnya kepada Allah, berpuasa dan berdoa siang malam dengan bertekun dan berharap akan kedatangan Kristus.

Di sinilah kita belajar memiliki nilai komitmen penuh dalam pelayanan.

Saudaraku, semoga teladan iman Yusuf dan Maria juga Simeon dan Hana ini, mendorong kita untuk rela mempersembahkan diri dan seluruh keluarga kita untuk melayani Allah.

Salam Kasih dan Damai Sejahtera Kristus bersama Bunda Maria selalu menyertai kita sekeluarga yang berani mempersembahkan keluarga kita. Amin.

PadaMu Allah, aku berharap

 

~ PadaMu Allah, aku berharap ~

Mengacu pada bacaan Injil hari ini, Kristus mengajarkan tentang Kerajaan Allah lewat perumpamaan biji sesawi
Adapun makna perumpamaan ini dalam pertumbuhannya, antara lain:

1. Berakar
Pertumbuhan iman BERAKAR dalam kasih Allah yang mengasihi kita lebih dahulu.

Di sinilah kita menyadari kasih Allah menjadi dasar kekuatan pertumbuhan iman, Allah setia mengasihi kita mulai dari hal-hal yang terkecil.

2. Bertumbuh
Biji sesawi merupakan biji terkecil dapat BERTUMBUH jadi pohon terbesar. Demikian juga Kerajaan Allah, dulu Kristus dan beberapa murid, sekarang jadi Gereja yang besar.

Di sinilah kita bersukacita berkat karyaNya dalam pertumbuhan iman jemaat umat Allah.

3. Berbuah
Pohon sesawi bertumbuh besar dan bercabang lebat hingga burung dapat berlindung dan bersarang dengan nyaman.

Di sinilah kita diajak BERBUAH nyata jadi ‘rumah’ yang meneduhkan dengan pelbagai perbuatan baik bagi banyak orang sekitarnya.

Saudaraku, mari kita bertumbuh dalam iman, seperti benih kasih Allah yang ditabur dan bertumbuh karena penyelenggaraan ilahi, demikian iman kita juga harus bertumbuh dan berbuah dalam hidup yang nyata setiap hari.

Salam Kasih dan Damai Sejahtera Kristus bersama Bunda Maria selalu menyertai kita sekeluarga yang berani terus berjuang untuk bertumbuh dan berbuah kebaikan bagi banyak orang. Amin.