– Gereja dan Ekaristi –
Inilah dua hal yang tidak bisa dipisahkan karena Ekaristi-lah yang menjadi dasar adanya Gereja. Hari ini Gereja Katolik merayakan Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus: Ekaristi.
Mengacu pada bacaan Injil hari ini, kita diajak untuk mempunyai sikap berbagi seperti seorang anak yang rela berbagi lima roti dan dua ikannya. Banyak orang tidak bisa makan bukan karena kekurangan makanan, namun karena distribusi makanan yang tidak merata.
Maka, marilah kita membangun semangat untuk berbagi ‘lima roti dan dua ikan’ kepada sebanyak mungkin orang. Sikap rela berbagi ‘berkat’ kepada orang yang ada di sekitar kita, terutama kepada mereka yang sangat membutuhkannya adalah salah satu amanat dari ekaristi.
Adapun empat dimensi hidup yang Ekaristis, antara lain:
1. Dipilih
Kita adalah UMAT PILIHAN Allah lewat satu pembaptisan, rahmat baptisan inilah yang meyakinkan bahwa kita adalah orang yang sudah dipilih menjadi anak Allah.
Di sinilah kita diajak untuk mensyukuri bahwa kita sudah dipilih Allah sebagai anak-anakNya.
2. Diberkati
Setelah kita dipilih sebagai anak-anak Allah, kita juga DIBERKATI. Dan dengan merayakan Ekaristi, kita harus sampai pada penghayatan bahwa hidup kita dipersembahkan kepada Allah untuk diberkati oleh-Nya dan iman kita semakin diteguhkan.
Di sinilah kita diingatkan dua hal penting, yaitu doa dan kehadiran. Doa menjadi jalan bagi kita untuk mendengarkan kata-kata berkat, serta kehadiran adalah perhatian kita kepada berkat yang dicurahkan setiap hari bahkan setiap saat.
3. Dipecah
Tidak mudah bagi kita, setelah dipilih dan diberkati kemudian rela menjadi pribadi yang siap DIPECAH atau dibentuk.
Di sinilah kita diajak untuk keluar dari karakter ego-sentris menjadi Kristus-sentris, kasih kepada Allah sekaligus kepada sesama berpola ‘salib’ – vertikal dan horisontal.
4. Dibagi-bagi
Setiap kali kita mengakhiri Perayaan Ekaristi, setelah menerima berkat Allah, kita semua ‘diutus’. Diutus untuk menjadi pribadi yang mencerahkan dan memerdekakan demi kesejahteraan dan keselamatan sesama.
Di sini kita diajak untuk sepenuh hati solider menjadi ‘roti’ yang siap DIBAGI-BAGI secara sungguh-sungguh kepada sesama.
Saudaraku, dengan pengalaman empat dimensi hidup yang Ekaristis ini, membuat kita semakin meyakini dan menyadari bahwa kita menjadi saluran berkat dan kasih bagi banyak orang. Di sinilah menjadi hal yang sangat membahagiakan bagi kita, ketika kita bisa membuat orang lain bahagia.
Salam Kasih dan Damai Sejahtera Kristus senantiasa menyertai kita sekeluarga. Amin.