Pada waktu pembuatan proposal dan proses pelaksanaan program Pelatihan Kaderisasi Keadilan dan Perdamaian Angkatan I masih dalam suasana pemilu yang penuh dengan kecemasan dan ketidak pastian bagi kami dan warga negara yang menanti pemimpin baru (presiden) Indonesia. Dalam pemilu tahun 2019 ini terdapat 2 (dua) pasangan calon (paslon) presiden dan wakil presiden; pasangan capres-cawapres nomor 01, Joko Widodo dan Ma’ruf Amin dan pasangan capres-cawapres nomor 02, Prabowo dan Sandiaga.
Antara pendukung paslon 01 dan paslon 02 terindikasi ada pertarungan sengit, seiring ada berita-berita hoax di media sosial (medsos) dibungkus dengan isu-isu ras, agama, saling menjelekkan satu dengan yang lainnya membuat rakyat ketakutan dan gelisah ada rasa taka man. Berita-berita hoax di medos menimbulkan gesekan antara pendukung paslon 01 dan paslon 02 hingga terjadi konflik dengan puncaknya timbul kekerasan. Konflik Pemilu hingga menimbulkan kekerasan berimbas kepada konflik keluarga bahkan konflik pribadi.
Berlatar belakang kejadian di atas Seksi Keadilan dan Perdamaian (SKP) Paroki Rawamangun melaksanakan program Pelatihan Kaderisasi Keadilan dan Perdamaian Angkatan I yang telah direncanakan/tertera pada prokar 2019. Tahun 2019 ini, Gereja KAJ mengangkat tema “Amalkan Pancasila : Kita Berhikmat, Bangsa Bermartabat.” Sesuai arahan Bapak Uskup yang membagi elemen dasar dari sila ke-4 Pancasila : (1) Pemimpin, (2) Musayawarah mufakat, (3) Hikmat Kebijaksanaan, (4) Rakyat.
Untuk itu Pelatihan Kaderisasi Keadilan dan Perdamaian bersesuaian pada elemen dasar dari sila ke-4 Pancasila. Dengan demikian maksud dan tujuan diadakannya Pelatihan Kaderisasi Keadilan dan Perdamaian Angkatan I adalah:
1. Melaksanakan Program Kerja Th 2019
2. Sosialisasi Keadilan dan Perdamaian
3. Menjadikan perserta sebagai duta perdamaian di lingkungan sekitarnya
4. Pengkaderan Pengurus SKP yang akan berakhir masa tugasnya
5. Mengajak Umat Basis untuk berpartisipasi melaksanakan program tersebut secara bersama guna menjalin kerukunan dan persaudaraan sejati ditengah masyarakat demi mewujudkan keadilan perdamaian
SKP dalam melaksanakan program kerjanya membentuk panitia bersama dengan Legio Maria, Seksi SKK, HAAK, LH, KOMSOS, dan PEKAD mengambil tema : “Tuhan Jadikanlah Aku Pembawa Damai” Berlandaskan Ajaran Maria Ratu Pencinta Damai. Pelaksaan kegiatan Sabtu, 29 Juni 2019, Jam 08.00 – 13.00 WIB, tempat diruang Martinus Paroki Rawamangun Gereja Keluarga Kudus.
Dalam menjaring peserta, terdaftar ada 53 peserta. Pada pelaksanaannya dihadiri oleh 35 peserta, 1 orang peserta ijin tidak dapat hadir dan 17 orang peserta tidak hadir tanpa alasan yang jelas, sedangkan panitia yang hadir berjumlah 17 orang panitia dari 20 orang panitia, 3 orang panitia ijin berhalangan karena benturan dengan kegiatan lain, dengan demikian dihadiri oleh 52 orang dari yang ditargetkan 70 orang (50 peserta + 20 panitia)
Acara pelatihan Kaderisasi Keadilan dan Perdamaian berjalan lancer walau sedikit kendala pada teknologi (laptop) mengalami gangguan suara yang tidak keluar. Rangkaian pelatihan secara garis besar meliputi menyanyikan lagu Indonesia Raya, pembacaan teks Pancasila, doa pembukaan, penayangan video persaudaraan, sharing, sesi perutusan dan doa penutup. Video pertama yang berisi makna persaudaraan bercerita tentang suasana konflik peperangan antar suku, dimana Presiden Joko Widodo menceritakan bahwa Jokowi dinasehati oleh Rulagani, Istri Presiden Afganistan Ashiraf Gani dikatakan bahwa konflik sekecil apapun harus cepat diselesaikan. Video kedua menceritakan dialog antar tokoh agama yang membahas pertemuan Paus Fransiscus dengan imam besar Al-Azar yang berisi makna perdamaian. Video ketiga menceritakan dialog Pastor Rudi dengan Ustad Quraiz Shihab yang bercerita tentang St. Fransiscus Asisi yang penuh damai dengan manusia, alam dan dapat berbicara dengan binatang yang menandakan penuh perdamaian terhadap seluruh mahluk ciptaan. Sebelum sharing ada penjelasan dari SKP mengenai tema, maksud, tujuan pelatihan, peranan dan kegiatan Sie. SKP di Paroki. Berikutnya berupa sharing dari Legio Maria menceritakan Bunda Maria Ratu Pencinta Damai sebagai pembicara Bapak Jos Langgeng. Sharing dari Seksi Kerasulan Keluarga bercerita perdamaian dari sudut pandang keluarga yang disampaikan oleh Ibu Yasinta. Sharing dari Seksi Hubungan Antar Agama dan Kemasyarakatan sebagai pembicara Bapak Budhi Hendarto. Sharing dari Seksi Lingkungan Hidup bercerita perdamaian dari sudut pandang Lingkungan Hidup yang disampaikan oleh Ibu Mona W, dilanjutkan menyanyikan lagu Padamu Negeri dan lagu Mars Berhikmat. Setelah pemutaran video dan sharing-sharing yang merupakan pengalaman yang dialami dalam kehidupan sehari-hari pembicara berupa pengalaman persaudaraan, konflik, kekerasan, dan bagaimana menghadapi lalu menyelesaikannya. Kemudian berlanjut dengan Sessi 1 tentang Konflik vs Perdamaian sebagai pembicara Bapak Petrus Budiman. Pada Sessi ini dijelaskan bahwa Konflik sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari yang harus dihadapi dan diselesaikan, pengetahuan tentang definisi konflik, kekerasan, jenis-jenis konflik, penyebab konflik. Sampailah pada penyelesaian konflik yang melibatkan peserta dalam Sessi 2 tentang Problem Solving oleh Bapak Petrus Budiman yang menjelaskan seni mengelola konflik dan bagaimana menganalisa konflik, salah satunya dengan analisa Pohon Konflik sebagai alat kerja fasilitator perdamaian. Melalui analisis pohon konflik dapat diwujudkan dalam rekonsiliasi PERDAMAIAN POSITIF (keharmonisan, kesatuan, kesejahteraan, keamanan) yang meliputi KEBENARAN (pengakuan, transparansi, pengungkapan, kejelasan), KEADILAN (kesetiaan, pemulihan, hak-hak tanggung jawab), BELAS KASIHAN (penerimaan, pengampunan, dukungan, keharuan, penyembuhan). Di akhir sessi problem solving peserta diminta dalam waktu 5 menit memikirkan permasalahan dan menyelesaikannya dengan analisis Pohon Konflik, satu orang peserta David diminta maju yang menjelaskan konflik waris keluarga hingga dapat terselesaikan dengan baik. Sebelum acara perutusan sebagai bekal rohani peserta fasilitator perdamaian dibekali spiritualitas pada Sessi 3 mengambil tema dari Injil tentang hikmat Salomo (1 Raj 3 : 8-12; 16-28) sebagai pembicara Rm. Yulius Edyanto, MSF. Tibalah acara perutusan, peserta diminta berdiri bersama-sama mendaraskan Doa St. Fransiscus dari Asisi “Tuhan Jadikanlah Aku Pembawa Damai”. Para peserta dibagikan tanda kenang-kenangan berupa sertifikat atas partisipasi sebagai peserta pelatihan dan bibit pohon Perdamaian untuk ditanam di rumah masing-masing. Diharapkan peserta dapat mewujudkan dan ikut serta sebagai fasilitator perdamaian terhadap diri sendiri, keluarga, lingkungan terdekat hingga masyarakat luas setelah pelatihan ini dan semoga menjadi berkat bagi semua orang karena Allah dimuliakan. Pelatihan Kaderisasi Keadilan dan Perdamaian Angkatan I diakhiri dengan Doa Penutup, Berkat dari Rm. Yulius Edyanto, MSF, foto-foto bersama, Doa Makan oleh Ibu Eka dan makan siang. Semoga bermanfaat, sampai jumpa pada pelatihan-pelatihan yang akan diadakan oleh SKP.
Seluruh rangkaian acara Pelatihan Kaderisasi Keadilan dan Perdamaian telah Panitia Bersama laksanakan maka perkenankan panita bersama hendak mempertanggungjawabkan kegiatan tersebut. Besar harapan agar laporan pertanggungjawaban ini dapat diterima dengan baik oleh Dewan Paroki Harian Paroki Rawamangun. Mohon maaf jika terdapat banyak kekurangan. Thank You For Your Kind Attention. Berkah dalem, Salam Keadilan dan Perdamaian.
Jakarta, 10 Juli 2019
Salam Keadilan dan Perdamaian
Panita Bersama
Petrus Budiman
Ketua Panita