Paus Leo XIV: Pelantikan Bersejarah dan Harapan Baru bagi Gereja Katolik

 

Pada 18 Mei 2025, Gereja Katolik menyambut pelantikan resmi Paus Leo XIV, pemimpin ke-267 yang menggantikan mendiang Paus Fransiskus. Upacara sakral ini berlangsung di Lapangan Santo Petrus, Vatikan, dan dihadiri oleh ribuan umat serta pemimpin dunia. Paus Leo XIV, yang sebelumnya dikenal sebagai Kardinal Robert Francis Prevost, mencatat sejarah sebagai paus pertama dari Amerika Serikat dan anggota Ordo Augustinian sejak abad ke-15.

Latar Belakang dan Perjalanan Hidup

Lahir di Chicago pada 14 September 1955, Prevost berasal dari keluarga berdarah campuran Prancis, Italia, dan Spanyol. Ia menempuh pendidikan di Universitas Villanova, meraih gelar Sarjana Matematika pada 1977, kemudian melanjutkan studi teologi di Catholic Theological Union, Chicago. Pada 19 Juni 1982, ia ditahbiskan sebagai imam di Roma.

Kariernya di Gereja dimulai sebagai misionaris di Peru pada 1985, di mana ia menghabiskan lebih dari satu dekade melayani komunitas miskin dan terpinggirkan. Di sana, ia mendirikan paroki, mengajar hukum kanon, dan menjabat sebagai vikaris yudisial.

Proses Konklaf dan Pemilihan

Setelah wafatnya Paus Fransiskus pada 21 April 2025, konklaf diadakan pada 7-8 Mei dengan partisipasi 133 kardinal. Pada pemungutan suara keempat, asap putih mengepul dari Kapel Sistina, menandakan terpilihnya paus baru. Kardinal Dominique Mamberti kemudian mengumumkan “Habemus Papam” dan memperkenalkan Paus Leo XIV kepada dunia.

Makna Nama “Leo XIV”

Dalam pidato pertamanya, Paus Leo XIV mengungkapkan bahwa pemilihan nama tersebut sebagai penghormatan kepada kepada Paus Leo I (Leo Agung) dan Paus Leo XIII, yang dikenal karena perjuangannya terhadap hak-hak pekerja selama Revolusi Industri. Pilihan nama ini mencerminkan komitmennya terhadap pembaruan Gereja dan perhatian pada isu-isu sosial. Paus Leo XIV menekankan pentingnya ajaran sosial Gereja dalam menghadapi tantangan modern seperti kecerdasan buatan dan keadilan sosial.

Misa Pelantikan dan Simbol Kepausan

Misa pelantikan dimulai dengan kunjungan ke makam Santo Petrus, diikuti dengan prosesi menuju altar utama. Dalam misa tersebut, Paus Leo XIV menerima pallium dan cincin nelayan, simbol otoritas pastoral dan kepemimpinan sebagai penerus Santo Petrus. Tradisi ini menandai awal resmi masa kepausannya.

Agenda Awal Kepemimpinan

Setelah pelantikan, Paus Leo XIV memiliki agenda padat, termasuk pertemuan dengan kardinal, doa Regina Caeli, audiensi dengan media internasional, dan pertemuan dengan korps diplomatik. Ia juga dijadwalkan mengunjungi basilika utama di Roma dan mengadakan audiensi umum pertama pada 21 Mei.

Pesan Perdamaian dan Harapan

Dalam misa perdananya, Paus Leo XIV menyerukan agar Gereja menjadi cahaya bagi dunia yang diliputi kegelapan. Ia mengajak umat untuk menjangkau mereka yang lebih memilih teknologi, uang, dan kekuasaan daripada iman. Paus menekankan pentingnya dialog, perdamaian, dan kasih dalam menghadapi tantangan zaman.

Sambutan Dunia Internasional

Pemilihan Paus Leo XIV disambut hangat oleh para pemimpin dunia. Presiden Palestina Mahmud Abbas berharap kepemimpinannya dapat mempertahankan warisan perdamaian Paus Fransiskus. Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni dan Kanselir Jerman Friedrich Merz memuji pesan perdamaian yang disampaikan Paus.

Kesimpulan

Pelantikan Paus Leo XIV menandai awal baru bagi Gereja Katolik, dengan harapan akan pembaruan dan semangat perdamaian. Dengan latar belakang yang kaya dan pengalaman internasional, Paus Leo XIV diharapkan mampu memimpin Gereja menghadapi tantangan zaman dengan bijaksana. (By Sie. Komsos). Foto: CNBC.