Dalam homili yang disampaikan oleh Romo Eko, MSF, bacaan Injil Matius 25:1-13 disampaikan dengan cerita seorang nenek yang hidup sendiri di rumah dengan pekarangan luas. Kemudian setelah nenek yang selesai dengan rutinitasnya, mendengar suara yang menyatakan bahwa Tuhan akan datang, besok. Nenek pun terbangun dan ternyata kejadian tadi hanya sebuah mimpi. Namun nenek itu percaya dan tetap membersihkan dan menyiapkan semua hal, membuat rumahnya rapih dan siap menyambut kedatangan tamunya. Nenek juga mendekor rumahnya dengan hiasan dan menghidangkan makanan di meja. Nenek itu pun menunggu, tak kunjung datang dan hanya pengamen yang menghampiri dengan bernyanyi. Dia pun bilang kepada pengamen untuk datang di lain hari sebab ada orang yang berharga baginya akan datang. Nenek menunggu 15 menit, 30 menit hingga 1 jam dan merasa kesabarannya diuji. Sambil menunggu dengan rumahnya yang tertutup, pengemis pun datang dengan mengetuk pintu. Setelah mengecek, lagi nenek itu menyuruh agar pengemis itu datang di lain hari. Sampai hujan pun turun dan aktu berjalan hingga 3 jam kemudian, tiada siapa pun datang. Makanan yang disiapkan masih utuh dan nenek hanya termenung. Datang lagi para gelandangan, sekali lagi nenek itu menyuruhnya agar pergi dengan membentak mereka untuk pergi. Nenek itu merasa kesal dengan Tuhan yang tidak kunjung datang. Tak lama berselang, nenek mendengar ada yang memanggil dan mengatakan, Nenek, nenek. Jawab nenek itu, “Ya Tuhan, kapankah Engkau datang?” Tuhan berkata, “Aku sudah datang 3 kali tetapi engkau menyuruhKu pergi.”
Mendengar sabda Tuhan dan melaksanakan dalam kehidupan sehari-hari. Tekun, teguh dan ketahanan dalam perjuangan kita untuk tetap percaya pada panggilan hidup kita agar berjalan dengan bijaksana menunggu kedatangan Tuhan. Sebab kita tidak tahu kapan akan kedatangan Tuhan dan akhir zaman terjadi. Tuhan tidak datang dalam hal luar biasa tetapi ketika tanda yang sederhana dan biasa terjadi di tengah kehidupan kita, sayangnya kita kerap tidak menyadarinya. Kita diajak untuk tetap mengharapkan dan juga datang untuk memohon kekuatan agar tetap berjalan bertekun dalam jalan Tuhan dan menantikan kedatangan Tuhan. Bagaimana dengan orang yang meninggal? Orang yang sudah ditandai dengan baptis dan calon baptis yang hadir, serta orang tetap berpegang pada ajaran-Nya hingga akhir hayatnya, akan dipersiapkan sebagai penghuni kerajaan Allah. Kita diajak senantiasa berjaga dengan bijaksana yang mengarahkan kehidupan pada Allah, yang mengajak kita untuk hidup bersama-Nya. Pada ayat bacaan I dalam Keb 6:13-17, mari kita jaga api Roh Kudus dalam kita tetap menyala dan minyak selalu tersedia dan bertindak bijaksana hingga saat kedatangan-Nya tiba, agar kita siap menyambut dan menghadap hadirat-Nya. Semoga kita juga bisa memilih yang mana, apakah menjadi 5 gadis bijaksana atau 5 gadis bodoh seperti di dalam bacaan II . Kehidupan kita bisa menjadi berkat orang lain.
Kemudian pada misa ini, terdapat tiga orang calon baptis yang akan disambut dalam gereja Katolik. Setelah menanyakan iman hingga bersama mengakui iman dengan umat yang hadir, para calon baptis kemudian diperciki air suci dan minyak suci di dahi sebagai tanda diterimanya dalam gereja Tuhan. Perayaan Ekaristi minggu ini pun berjalan lancar hingga akhir dan memberikan ajakan bagi umat untuk tetap bisa berperan aktif mulai dari rajin mengikuti misa serta dalam kegiatan gereja sebagai sikap berjaga-berjaga dengan bijaksana. (By Sie. Komsos).