~ Jati Diri ~
Mengacu pada bacaan Injil hari ini, Yohanes Pembaptis memberikan kesaksian akan dirinya. Pemahaman akan ‘jati diri’ membuat orang mengerti peran dan posisinya di hadapan orang lain. Yohanes Pembaptis menggenapi misinya sebagai pemberi kesaksian bagi Sang Sabda, dengan terlebih dulu menyatakan di depan publik, jati dirinya yang berada di bawah otoritas Kristus.
Adapun persekutuan Yohanes Pembaptis dengan Kristus dan jemaat, melahirkan sikap iman yang dapat kita teladani antara lain:
1. Kesaksiannya
Yohanes Pembaptis diutus Allah untuk memberi KESAKSIAN mengenai Terang. Yohanes paham bahwa ia hanyalah saksi dan tugasnya adalah bersaksi, ia sadar bahwa dirinya tidak lebih tinggi dari Pribadi yang akan mengisi kesaksiannya itu.
Disinilah kita belajar akan pemahaman dan kesadaran diri seperti yang dimiliki oleh Yohanes Pembaptis, agar mampu melawan keangkuhan dan sikap mementingkan diri sendiri didalam melayani Kristus.
2. Kejujurannya
Yohanes JUJUR dan tidak berdusta ketika beberapa imam dan orang Lewi datang dan bertanya tentang siapa dirinya. Mereka bertanya kepada Yohanes karena menduga bahwa dialah Mesias yang dinanti-nantikan setelah mendengar tentang ajaran dan karyanya.
Yohanes jujur kepada mereka dgn mengatakan, ”Aku bukan Mesias”. Ia sadar siapa dirinya dan apa yang menjadi tugas perutusannya.
Di sinilah Yohanes memberikan teladan berharga dalam bersikap jujur, dia tidak berdusta sekalipun ada kesempatan untuk itu.
Saudaraku, mari kita miliki jati diri dengan senantiasa berupaya bersikap jujur terhadap sesama didalam kehidupan ini.
Salam Kasih dan Damai Sejahtera Kristus bersama Bunda Maria selalu menyertai kita sekeluarga. Amin.