– Berbuahlah –
Inilah suatu harapan hidup orang beriman terhadap sabda Allah yang menyapa bagaikan benih yang ditaburkan dengan penuh kasih.
Mengacu pada inti bacaan Injil hari ini, kita diajak untuk terus berjuang sampai akhir agar benih sabda Allah yang ditabur dalam hati sungguh berbuah.
Adapun dua sikap dasar dalam proses perjuangan agar Sabda Allah dapat berakar, bertumbuh dan berbuah antara lain:
1. Kemauan
KEMAUAN, kerelaan dan kepedulian selalu membuka hati untuk menerima dan mendengarkan segala yang disabdakan Allah, sehingga ‘benih’ sabda yang ditabur dalam hati sungguh dapat berakar, bertumbuh, dan berbuah.
Di sinilah kita diajak untuk merefleksikan sejauh manakah hati kita terpusat kepada Allah yang tanpa henti-hentinya bersabda kepada kita.
2. Kesiapan
KESIAPAN dan reaksi hati kita saat menghadapi tantangan terhadap sabda Allah yang dapat membuat ‘tidak berbuah’:
Ada hati yang tak peduli akan sabda Allah, maka Iblis atau ‘si jahat’ muncul dan merampok sabda yang bernilai tinggi itu.
Ada hati yang mudah ditakut-takuti, hati tsb menerima sabda dan selama waktu tertentu ia malah menikmatinya. Tetapi, setelah menyadari bahwa sabda itu dibenci orang-orang tertentu, ia panik lalu meninggalkannya.
Ada hati yang selalu mencari keuntungan diri, maka ia terhimpit berbagai belenggu. Lama kelamaan ia hampir tidak bisa bergerak secara rohani, sabda yang sudah sempat tumbuh dalam dirinya, akhirnya mati tak berbuah.
Di sinilah kita diajak untuk selalu waspada setiap hari dan siap diairi, diolah, dipelihara. Mata hati kita selalu memandang surga dan telinga selalu terarah kepada Allah.
Sabda Allah direnungkannya siang dan malam, inilah tanah subur yang menunjukan KESIAPAN hati kita.
Saudaraku, hanya orang yang mendengarkan sabda Allah dan mengertinya (=sungguh menyimak sebab merindukan hidup yang kekal!) adalah bagaikan tanah subur yang dalam keheningan menghasilkan buah berlimpah.
Salam Kasih dan Damai Sejahtera Kristus senantiasa menyertai kita sekeluarga. Amin.