~ Persembahan Diri ~
Mengacu pada bacaan Injil hari ini, mengisahkan bagaimana Yesus dipersembahkan oleh Yusuf dan Maria ke dalam Bait Allah.
Di dalam Bait Allah mereka bertemu dengan Simeon, orang benar dan saleh yang selalu melakukan suatu pekerjaan berdasarkan tuntunan Roh Kudus. Maka ia datang ke Bait Allah juga atas dorongan Roh Kudus pula.
Adapun makna keteladanan Keluarga Kudus dan nubuat Simeon dalam kisah ini, antara lain:
1. Ketaatan
Yusuf dan Maria adalah orang tua Yesus yang TAAT dalam hidup beragama dan mematuhi aturan sesuai hukum Taurat Musa.
Mereka orang saleh dan suci yang selalu mengarahkan hati kepada kehendak Allah.
Di sinilah kita diajak untuk meneladani KETAATAN Yusuf dan Maria sekaligus menyadari misi keluarga Kristiani yaitu: memuliakan Kerajaan Allah.
Kehidupan keluarga Kristiani pasti tidak lepas dari persoalan dan permasalahan hidup. Namun Keluarga Kudus memberi teladan dalam menghadapi semuanya itu yaitu dengan memelihara, menanamkan hidup keimanan dalam keluarga dan ketaatan melaksanakan perintah Allah, sehingga selalu diberkati, dilindungi dan diselamatkan oleh Allah.
2. Persembahan
Pada awal hidup-Nya, Yesus dipersembahkan di kenisah untuk menegaskan kedudukan dan peranan-Nya sebagai pembaharu kehidupan religius.
Pada akhir hidup-Nya, Ia mempersembahkan diri di kayu salib sebagai kurban pelunas atas dosa manusia. Bersama dengan kurban Kristus kita juga mempersatukan kurban kita sebagai tanda dan kepercayaan akan kepemilikan dan pemeliharaan Allah atas diri kita.
Di sinilah kita diajak menentukan sikap yang tegas: menerima atau menolak Kristus, dan keselamatan bergantung dari keputusan yang kita ambil.
3. Kristus Cahaya Bangsa
Simeon seorang yang saleh dalam hidupnya, dan ia melihat dalam diri Yesus terang bagi bangsa-bangsa dan kebangkitan bagi seluruh umat Israel; ia menubuatkan bahwa KRISTUS adalah CAHAYA BANGSA-BANGSA.
Di sinilah kita diajak sekali lagi bersikap tegas: menerima atau membenci Cahaya. Bagi yang menerima berarti ia berpihak pada Cahaya itu yang akan mengalahkan kegelapan. Dalam cahaya itu, orang hidup sebagai saudara bagi yang lain serta mengasihi sesamanya.
Saudaraku, Kristus adalah Terang dan Keselamatan, yang terangNya menyinari segala bangsa serta bercahaya dan membuat kita semua hidup dalam kasih persaudaraan dan memperoleh keselamatan.
Salam Kasih dan Damai Sejahtera Kristus senantiasa menyertai kita sekeluarga. Amin.