– Inilah Aku –
Mengacu pada inti bacaan Injil hari ini, kita disadarkan untuk tetap bersatu dengan Kristus. Kita tidak dapat berjalan sendiri. Kita butuh penyertaan Allah dalam menghadapi berbagai persoalan dan pergumulan hidup dengan senantiasa mengandalkan Allah sebagai penolong sejati.
Adapun tiga sikap dasar orang beriman yang senantiasa mengandalkan Allah dalam hidupnya, antara lain:
1. Berdoa
Setelah memberi makan banyak orang dengan roti, Yesus mengambil kesempatan semalaman di atas bukit untuk BERDOA secara pribadi kepada Allah. Yesus memberi teladan bagaimana relasiNya yang intim dengan Bapa nampak dalam doa.
Di sinilah kita diajak untuk menyadari pentingnya doa, sebab doa adalah “bahan bakar”, “nutrisi” bagi kehidupan iman kita. Tanpa doa, kekebalan iman kita akan mudah diserang oleh virus jahat si setan.
2. Beriman
Yesus memberi kesempatan kepada para murid di bawah pimpinan Petrus untuk berlayar ke seberang danau. Dalam perjalanan kali ini mereka dilanda angin sakal, perahu mereka terombang ambing dan nyaris tenggelam.
Namun Yesus segera mendatangi murid-murid yang sedang berjuang melawan gelombang.
Di sinilah kita belajar dimensi kehadiran dan penyertaan Allah dalam kehidupan kita. Dalam badai Allah hadir, menyapa dan memberi ketenangan. Sapaan Allah hanya bisa kita dengar apabila MATA IMAN kita mampu membedakan mana sapaan Allah dan mana sapaan yang lain.
3. Bersatu
‘Angin sakal’ adalah pengalaman godaan, penderitaan dan penganiayaan sebagai murid Kristus.
‘Malam hari’ adalah saat kegelapan menguasai alam semesta. Ini juga menjadi simbol manusia dengan pengalaman dosa yang menjauhkan mereka dari Allah.
‘Perahu’ adalah simbol sebuah komunitas umat beriman, komunitas ini dipimpin oleh Petrus.
Di sinilah kita diajak untuk menyadari sebagai komunitas umat beriman, baik umat maupun para gembala adalah orang-orang yang perlu dan harus mengandalkan, serta BERSATU dengan Allah di dalam hidupnya. Kristus berkata: “Terlepas dari Aku, kamu tidak dapat melakukan apa-apa” (Yoh 15:5).
Saudaraku, biarlah Kristus mengulurkan tanganNya untuk menjamah dan menyembuhkan kita. Ia juga yang mengangkat semua kekuatiran dan beban kehidupan kita: “Tenanglah, Aku ini, Jangan takut!”
Salam Kasih dan Damai Sejahtera Kristus senantiasa menyertai kita sekeluarga. Amin