Pagi itu, Misa Harian di Gereja Katolik Keluarga Kudus Paroki Rawamangun terasa beda. Udara dingin yang membungkus sejak malam, nampaknya tidak mengurangi minat sebagian umat untuk memenuhi lebih dari separo bangku Gereja guna mengikuti Misa Harian Jumat Pertama di bulan Maret 2016 yang terasa istimewa. Mengapa saya menyebutnya istimewa? Tentu saja andapun akan setuju dengan saya kalau anda mengetahui bahwa Misa Pagi itu merupakan penanda dibukanya “Momen 24 Jam Untuk Tuhan” di Paroki Rawamangun. Tidak seperti hari-hari biasa, pagi itu nampak ada Petugas Koor, Organist, Misdinar, Prodiakon & Kolektan yang sudah siap di postnya masing-masing sebelum Misa dimulai.
Sebenarnya Momen 24 Jam Untuk Tuhan itu apasih?
Seperti telah kita ketahui, tahun 2016 merupakan tahun penuh rahmat bagi umat Katolik di seluruh dunia. Mengapa? Karena, tahun tersebut ditetapkansebagai Yubileum atau Tahun Suci Luar Biasa Kerahiman Allah oleh Bapa Suci Paus Fransiskus, yang ditandai dengan dibukanya Pintu Suci di Basilika Santo Petrus Vatikan pada 8 Desember 2015 hingga berakhir pada 20 November 2016.
Selama Yubileum Kerahiman tersebut, Paus Fransiskus mengajak kita untuk mengalaminya secara pribadi, memperdalam pemahaman dan keyakinan kita bahwa Allah adalah Maharahim, menjalani pertobatan dan mewujudkannya dalam kehidupan nyata sehingga hidup kita diperbaharui dan masadepan kita penuh pengharapan.
Sehubungan dengan hal tersebut, sepanjang tahun Suci ini Keuskupan Agung Jakarta membuat 3 gerakan yang diharapkan dilaksanakan oleh Gereja-Gereja di bawah naungannya, yaitu :
1. Momen 24 jam untuk Tuhan
2. Gerakan Iman/ Rohani Jumat Adorasi, Sabtu Rekoleksi dan Novena serta Minggu Amal Kasih
3. Ziarah Rohani 9 GEREJA
Momen 24 jam untuk Tuhan adalah salah satu sarana bagi umat Katolik untuk mendekatkan diri pada Tuhan Sang Maha Rahim. Dengan adanya Momen ini, kita diharapkan menyadari betapa setianya Allah kepada kita dengan selalu hadir dan turut berjuang dalam setiap tarikan nafas dan langkah kita. Kehadira Nya bukan hanya ketika kita sedang bersuka cita, tetapi juga ketika kita menderita, terpuruk, tersisih, jatuh dalam dosa, hidup tanpa arah, dan kehilangan harapan. Intinya, seluruh umat didorong untuk hidup semakin mengarah pada Tuhan sepanjang waktu dengan bertobat, melakukan rekonsiliasi, peduli, dan berbela rasaserta lebih mengamalkan nilai-nilai luhur Pancasila dalam sukacita Injili di masyarakat.
Di Paroki Rawamangun, Momen ini dimulai dari Jumat pagi 4 Maret 2016 mulai pukul 05.45 sampai dengan Misa Penutupan pada pukul 05.45 hari berikutnya. Rangkaian Kegiatan Momen 24 Jam Untuk Tuhan diParoki Rawamangun diisi dengan Misa, Perarakan, Pentahtahan & Adorasi Sakramen Maha Kudus, Jalan Salib,dan juga penerimaan Sakramen Tobat selama 24 jam penuh, sesuai agenda yang telah disebarkan dalam Warta Minggu maupun dalam Banner yang dipasang di depan Pintu Masuk Gereja sejak beberapa waktu sebelumnya.
Pada kesempatan tersebut, umat diberi kesempatan untuk mengikuti acara yang ada dengan menyesuaikan waktu yang dimiliki masing-masing. Adorasi dilaksanakan secara bergiliran dengan rata-rata waktu 1 jam, dipandu oleh Kelompok yang telah ditetapkan pada saat Sosialisasi tanggal 23 Februari 2016 yang lalu. Beberapa Kelompok nampak ada yang membawa alat music gitar, Keyboard, biola, menyetel music, bahkan dari Kelompok OMK menyiapkan asesoris berupa sebuah salib setinggi sekitar 1 meter yang dikelilingi lilin-lilin kecil untuk mengajak umat masuk dalam doa yang khusuk.
Di emperan Gereja, disediakan konsumsi alakadarnya seperti teh, kopi, jahe, aqua, mie instan cup, minuman sachet & minuman botol serta beberapa makanan ringan dan berat yang hampir seluruhnya adalah sumbangan dari para Donatur.
Penyelenggaraan acara ini dimotori oleh Team Penggerak Tahun Suci Luar Biasa Kerahiman Allah yang biasa disebut dengan Team 10, dibantu Panitia KEP 18 & 19 serta WKRI, dengan diprakarsai oleh Romo Kepala Paroki Rm Antonius Suyata, MSF.
Dalam kotbahnya pada Misa Jumat Pertama Sore, Rm Tony menyatakan kegembiraannya akan animo umat dalam mengikuti Momen ini baik dalam hal tenaga, keterlibatan maupun sokongan dana. Meski kadang ada yang mengatakan bahwa penuhnya kamar pengakuan itu berbanding lurus dengan banyaknya perbuatan dosa yang telah dilakukan umat, namun kita patut bersyukur. Mengapa? Karena, itu berarti umat mempunyai kesadaran dan semangat untuk bertobat serta memperbaiki diri. Jadi, sudah sepantasnyalah Gereja merayakan kembalinya sianak hilang dan menyebut Momen ini sebagai sebuah Pesta.
Mulai dari Misa pagi, Misa siang hingga Misa sore, umat yang hadir rata-rata melebihi jumlah separo bangku yang disediakan. Adorasi yang diadakan bergiliran setiap jam tidak pernah sepi dengan minimal kehadiran sekitar 20 orang. Tak ketinggalan, Ruang Pengakuan yang dibuka selama 24 jam juga diserbu ratusan umat baik yang berasal dari Rawamangun atau punumat Paroki sekitar yang mengantri tiada henti sejak pukul 5 pagi, hingga membuat kewalahan Romo Paroki Rawamangun yang hanya berjumlah 2 orang. Saking banyaknya umat yang mengakudosa, kedua Romo tersebut hampir tidak memilki kesempatan untuk beranjak dari kamar pengakuan. Entah seperti apa pegal dan capeknya raga kedua Romo tersebut karena baru bisa meninggalkan Kamar Pengakuan sekitar pukul 3 dini hari. Mungkin bantuan RohKuduslah yang menguatkan keduanya.
Di bawah Altar, adorasi Sakramen Maha Kudus terus menerus berlangsung dengan kidmat. Tak peduli panas terik siang hari, hujan mengguyur di tengah malam, raga lelah sehabis kerja, wajah mengantuk, namun hingga penutupan tiba, umat tetap bersemangat mengikutinya. Menjelang pagi, umat di luar Gereja tak juga surut bahkan pada pukul 3 dini hari, beberapa mobil nampak beiringan memasuki halaman Gereja membawa puluhan umat yang mendapat giliran Adorasi Sakramen Maha Kudus di dua jam terakhir.
Menjelang Misa penutupan Momen pada pukul 05.45, beberapa umat mulai mengantri kembali di depan Ruang Pengakuan Dosa.
Dan akhirnya, Momen pun ditutup sekitar pukul setengah 7 dengan hati lega dan puas.
Profisiat untuk umat Rawamangun, tetap semangat!! SemogaTuhan senantiasa memberkati karya pelayanan dan usaha pertobatan kita semua.