Damai dan Kebaikan

 

– Damai dan Kebaikan –

Mengacu pada bacaan Injil hari ini, Kristus mengajak kita untuk menanggalkan kesombongan dan mengenakan kerahiman, baik dalam doa, perkataan dan tindakan.
Ajakan ini, nampak dalam sikap Kristus yang tidak menempatkan wanita pendosa itu di hadapan hukum, tetapi di hadapan diri-Nya, Sang Wajah Kerahiman Allah, Sang Mahakasih yang menjelma menjadi manusia.
Adapun tiga pesan dasar Yesus supaya kita selalu mempunyai sikap “pax et bonum”, antara lain:

1. “Pengampunan”
”Aku tidak menghukum kamu”.
Tindakan ‘MENGAMPUNI’ (forGIVE) berarti menjadi “giver”, memberi ruang kebebasan secara fair bagi orang lain untuk memperbaiki diri dan dilandasi kasih yang tulus.

Di sinilah Yesus mengajak kita untuk meyakini bahwa di dalam kasih yang tulus tidak ada ketakutan dan bahkan melenyapkan ketakutan. Karena kita juga banyak mendapat pengampunan dariNya, maka Yesus juga mengajak kita untuk ”berbelaskasihan” pada orang lain, terlebih orang kecil, tersingkir/disingkirkan.

2. “Peneguhan”
“Pergilah” maksudnya: ‘berubahlah’ dari manusia lama ke ‘manusia baru’, tinggalkan pola hidup lama dan bangunlah pola hidup manusia yang lahir baru. Kristus memberi PENEGUHAN bahwa perempuan pendosa ini tidak harus dihukum.

Di sinilah kita semakin diteguhkan bahwa tak seorang pun sia-sia ketika kita juga berupaya untuk meringankan beban orang lain. Kristus meringankan beban berat yang diderita pendosa, yakni dicap buruk, disingkirkan dan dikorbankan.

3. “Perutusan”
Yesus mengutusnya untuk: ”Pergi dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang.” Pengalaman dicintai membuat kita mau mencintai, pengalaman diampuni membuat kita juga mau mengampuni dan bukankah itu adalah buah nyata dari sebuah pengalaman cinta dan perjumpaan dengan Kristus secara pribadi.

Di sinilah Kristus mengajak kita untuk ”berbuah” dengan upaya semakin konsisten, yakni menjauh dari kegelapan (“malum”) dan mendekat kepada sumber kebaikan (“bonum”) dengan doa, perkataan dan tindakan kasih yang nyata. Dengan demikian, kita tidak lagi menjadi batu sandungan tapi menjadi berkat bagi banyak orang.

Saudaraku, pengampunan Kristus mendahului pertobatan manusia, Dia mengampuni kita masing-masing secara pribadi.
Jadi, bukan karena bertobat kita diampuni tetapi karena kita sudah diampuni, maka sepantasnya kita bertobat.
Karena itu Kristus bersabda: “Aku pun tidak menghukum engkau. Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang.”

Salam Kasih dan Damai Sejahtera Kristus senantiasa menyertai kita sekeluarga yang sungguh bertobat. Amin.

(Visited 178 times, 1 visits today)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *