Ukuran Cermin

 

Ketika kita hendak bepergian kemana pun, hal yang paling wajar kita lakukan adalah mencari sebuah cermin untuk melihat penampilan kita. Cermin adalah alat yang paling jujur untuk memperlihatkan kepada kita yaitu diri kita yang sesungguhnya. Segala hal yang jelek seperti jerawat, kotoran mata, riasan yang berantakan ataupun keriput di wajah dapat ditunjukkan oleh cermin dengan apa adanya/jujur.

 Jadi cermin sangatlah membantu kita untuk melihat kekurangan dan memperbaikinya agar penampilan kita menjadi lebih baik, rapi, bersih dan menarik. Namun kita tidak hanya bercermin secara fisik, kita juga harus sering bercermin terhadap kepribadian kita. Bagaiman kita bersikap kepada orang lain?

 Sikap orang Farisi dan ahli Taurat paling getol menghakimi orang lain, karena mereka merasa dirinya paling benar dan paling suci. Pada zamannya, apa saja yang Yesus perbuat, selalu saja dihakimi, dicela, dikritik, dianggap tidak benar oleh ahli Taurat dan orang Farisi.

 Tak heran, Yesus menghardik mereka karena kemunafikkan sikap mereka yang bertindak sebagaai hakim, sedangkan perbuatan mereka sangat jahat dan selalu menekan orng lain.

Oleh sebab itu dalam Injil Matius 7 : 4-5 Yesus mengatakan : “ Bagaimana engkau dapat berkata kepada saudaramu : biarlah aku mengeluarkan selumbar itu dari matamu,

padahal ada balok di matamu. Hai orang munafik keluarkanlah dahulu balok dari matamu, maka engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar itu dari mata saudaramu”.

Pertanyannya adalah mengapa orang cenderung menghakimi orang lain daripada menghakimi diri sendiri?

Bila kita telusuri lebih jauh sesungguhnya menghakimi orang lain adalah suatu penyakit rohani. Adapun penyebabnya adalah :

1.  Kesombongan diri. Menglaim dirinya yang paling hebat, paling kaya, paling benar,

   paling suci sehingga memandang rendah orang lain.

2.  Menutupi kelemahan diri sendiri. Yesus sanggup melakukan perbuatan mukjizat

   sedangkan orang Farisi dan ahli Taurat tidak mampu melakukan mukjizat, bahkan

   mereka tidak mampu mendalami makna pengajaran hukum Taurat. Sehingga para ahli

   Taurat dan orang Farisi sangat menekan Yesus terus menerus, karena malu pada

   kelemahn dirinnya.

3.  Iri hati. Dimana ada iri hati, di situ pasti timbul penghakiman. Iri hati sering terjadi

   pada orang sombong dan orang munafik u tuk menutupi kelemahannya dan

   kekurangannya.

Kita sering kali sulit melihat kesalahan diri sendiri, tapi dengan mudahnya melihat kesalahan orang lain dari kecil sampai yang paling besar. Dengan demikian kita memiliki dua tongkat pengukur yang berbeda yaitu satu untuk diri sendiri dan satu untuk orang lain.

Dalam hotbah di bukit Yesus bersabda : “Janganlah kamu menghakimi orang lain, supaya kalian sendiri juga tidak dihakimi oleh Allah!. Sebab sebagaimana kalian menghakimi orang lain, begitu juga Allah akan menghakimi kalian. Dan ukuran yang kalian pakai untuk orang lain, akan dipakai juga oleh Allah untuk kalian”. (Matius 7:1-2).

Penghakiman adalah hanya milik Tuhan. Bagian kita semua adalah berjaga-jaga, hidup benar dan selalu introspeksi diri, bercermin diri. (By Sie. Komsos)

(Visited 68 times, 1 visits today)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *