~ Keutamaan dan Kebijaksanaan ~
Inilah sikap dasar yang nampak pada kisah panggilan Natanael yang memutuskan untuk mengikuti Yesus menjadi muridNya.
Adapun “keutamaan dan kebijaksanaan” dari tiga tokoh yang dapat kita refleksikan dalam kisah ini, antara lain:
1. Filipus
FILIPUS seorang sahabat yang baik dan sabar bagi Natanael yang kritis dan susah diajak untuk percaya. Filipus berupaya memperkenalkan Yesus melalui apa yang telah dikenal baik oleh Natanael, yaitu hukum Taurat.
Namun, setelah upaya itu selalu gagal, maka Filipus mengajaknya langsung bertemu dengan Yesus: “Mari dan lihatlah!”. Filipus membawa Natanael supaya mengalami perjumpaan pribadi dengan Yesus.
Di sinilah kita diajak untuk belajar dari Filipus tentang keutamaan menjadi “jembatan” bagi orang lain untuk sampai kepada Kristus demi menggapai kehidupan dan kebaikan.
2. Natanael
NATANAEL yang juga disebut Bartolomeus, artinya “anugerah Allah”. Ia bukan orang yang penuh basa-basi, tapi apa adanya dan tidak ada kepalsuan dalam kata dan sikapnya, tidak munafik.
Ketika Natanael bertemu Yesus dan berbicara denganNya, dia langsung mengubah pola pikirnya yang sebelumnya tidak percaya akan keberadaan Mesias menjadi sebuah pengakuan bahwa Yesus adalah Raja dan Anak Allah. Natanael tidak ada kesombongan untuk mempertahankan pola pikir yang lama.
Di sinilah kita belajar keutamaan yang penting dari Natanael yakni berani mengakui kesalahan dan berubah dalam hidup, sehingga lewat perubahan itu kita boleh diperbaharui.
3. Yesus
YESUS melayani Natanael dengan sabar dan penuh kasih. Bertolak belakang dengan sikap Natanael yang melihat keburukan asal-usul Yesus, Yesus justru memunculkan kebaikan-kebaikan yang ada dalam diri Natanael. Yesus memuji ketulusan hati Natanael. Yesus menghargai ketekunan Natanael mempelajari dan merenungkan hukum Taurat. Yesus mengatakan bahwa Dia melihat Natanael di bawah pohon ara. Ini adalah sebuah ungkapan yang berarti bahwa Yesus melihat Natanael sedang bersungguh-sungguh mempelajari Taurat. Menyadari bahwa Yesus sedemikian dalam mengenalnya, hati Natanael tersentuh dan Natanael percaya serta mengaku bahwa Yesus adalah Mesias.
Di sinilah kita belajar kebijaksanaan dari sikap Yesus berhadapan dengan Natanael. Tidak semua orang mampu berhadapan dengan kekritisan Natanael, tetapi Yesus melayani dengan penuh kasih karena Ia melihat hal-hal yang positif dalam diri Natanael.
Saudaraku, ketika kita berprasangka yang buruk atau bahkan meremehkan sesuatu, justru menjadi batu sandungan bagi kita untuk mendapatkan apa yang kita inginkan.
Menjadi seperti Natanael, tidak munafik, tidak ada kepalsuan dalam dirinya; maka kita akan hidup dalam damai.
Salam Kasih dan Damai Sejahtera Kristus senantiasa menyertai kita sekeluarga. Amin.