– Hamba segala hamba Allah –
Inilah semangat Kristus yang juga menjadi semangat dasar kepausan dan seharusnya juga menjadi semangat hidup kita.
Yakni semangat yang mewarnai pola pandang, pola pikir, dan pola hidup kita setiap hari.
Adapun sebagai hambaNya yang siap melayani, kita diajak memiliki semangat yang harus dihidupi setiap hari, antara lain:
1. Keterbukaan hati
Semangat KETERBUKAAN HATI kepada Kristus adalah sebuah tanda kepasrahan kepada-Nya. Yesus berkata: “Barangsiapa ingin menjadi yang pertama, hendaklah ia menjadi yang terakhir dari semuanya dan pelayan dari semuanya” (Mrk 9:35).
Kristus meminta kita untuk menaruh seluruh harapan kita kepada Allah dengan rela membuka hati dan menerima Kristus sendiri. Kalau kita menerima Kristus berarti kita menerima Allah Bapa sendiri yang mengutus-Nya ke dunia.
KETERBUKAAN HATI ini membuat sapaan dan pengajaran Kristus mudah diresapi, sehingga kita semakin dimampukan untuk menerima orang lain dan pendapatnya. Dengan demikian diri kita selalu dibaharui, sehingga kita tidak mudah salah paham karena kita dapat menerima hal-hal baik dari orang lain, bahkan dari mereka yang membenci kita.
Di sinilah kita diajak untuk memiliki hati yang terbuka pada segala rencana dan sapaan Allah, berani mengalami perjumpaan dengan Allah lewat sesama, serta selalu siap untuk dibentuk dan dirombak oleh Allah sendiri.
2. Kerendahan hati
Semangat KERENDAHAN HATI akan membawa kita untuk bersatu dengan Allah dan mengalami kekudusan Allah. Yakobus berkata: “Rendahkanlah dirimu di hadapan Allah dan Ia akan meninggikan kalian”.
Artinya semangat KERENDAHAN HATI akan memudahkan kita untuk lebih peka dalam memahami karya Allah.
Di sinilah kita diajak untuk menanggalkan iri dan tinggi hati, tapi mengenakan semangat rendah hati, bersahaja, miskin di hadapan Allah, menjadi “pupuk” yang menyuburkan, yang siap menggerakkan dan bukan malahan menggerahkan hidup orang lain.
3. Ketulusan hati
Semangat melayani dengan KETULUSAN HATI atau sepenuh hati artinya melayani dengan penuh dedikasi, pengabdian dan tanggung-jawab.
Di sinilah kita diajak untuk terus berjuang menjadikan Kristus sebagai pedoman, dasar dan teladan hidup, menjadi sehati, sejiwa, searah dan terarah kepadaNya dengan KETULUSAN HATI dan sepenuh hati, sungguh-sungguh diwujud-nyatakan dalam perkataan, pikiran dan perbuatan kita setiap hari.
Saudaraku, marilah kita terus berupaya memiliki tiga semangat dasar ini dalam karya-karya pelayanan kita selanjutnya, sehingga suatu saat kita boleh bertanya pada diri sendiri:
” Sudahkah aku menjadi seorang hamba Allah yang baik? Apakah aku juga jadi ‘hamba’ di dalam keluarga, sesama umat dan masyarakat?
Salam Kasih dan Damai Sejahtera Kristus senantiasa menyertai kita sekeluarga. Amin